Walaupun
pendidikan berlangsung sepanjang hayat, namun menurut Maria Montessori, enam
tahun pertama masa anak sebagai jangka waktu yang paling penting bagi
perkembangannya. Tahun prasekolah menjadi masa anak membina kepribadian mereka.
Karenanya, setiap usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat dan potensi
anak harus dilakukan pada masa awal ini untuk membimbing anak menjadi diri
mereka dengan segala kelebihannya. Orangtua dan pendidik harus dapat membantu
anak menyadari dan merealisasikan potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan,
bakat, dan kepribadian yang utuh. Acuan memilih metode pengajaran untuk anak
usia 0-6 tahun menurut Penasehat Himpunan Tenaga Kependidikan Usia Dini, Dr.
Anggani Sudono MA, adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar. Ketika di
sekolah anak diajak memilih materi yang ingin dieksplorasi. Dengan begitu anak
mendapat inspirasi dan belajar mengambil keputusan sendiri. Terdapat beberapa
metode pengajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak: Usia 0-3 tahun: anak
dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Apapun metodenya, yang harus
diperhatikan ialah hubungan komunikasi guru dengan anak, bagaimana cara guru
itu berkomunikasi. Ketika mengajar, sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan
anak. Usia 5 tahun: berikan kegiatan yang dapat memberi kesempatan pada anak
mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu mencontohkan lalu anak
mengikuti. Tapi, biarkan anak mencoba-coba, misal anak menggambar bunga dengan
warna hijau, kuning atau biru. Pendidik dapat memberikan kosakata baru pada
anak dan membiarkan mereka merangkai kalimat. Usia 6-12 tahun: perbanyak
melatih kemampuan anak bercerita dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui.
Metode belajar ditekankan pada bagaimana anak berpikir kreatif, misalnya ketika
menjelaskan suatu hal atau benda. Salah satunya dengan metode main maping,
yaitu membuat jaringan topik. Misal, minta anak menjelaskan konsep meja dan
biarkan anak memaparkan satu persatu pengetahuannya tentang meja mulai dari
berbagai bentuk, fungsi sampai jumlah penyangganya. Proses belajar-mengajar
yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan pendidik, yaitu orangtua dan
guru. Maka pendidik harus pandai menciptakan situasi yang nyaman, membangkitkan
semangat belajar, dan anak antusias belajar dengan memberikan metode pengajaran
yang tepat. Jika tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya
(auditif), maka anak diajarkan dengan mendengarkan kaset yang diselingi dengan
menunjukkan gambarnya (demonstrasi). dapat juga dengan memutarkan video agar
anak dapat melihat (visual) dengan jelas apa yang terjadi. Dengan harapan,
tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Berikut ini beberapa metode
pengajaran yang dapat Anda pilih antara lain :Metode Global (Ganze Method) Anak
belajar membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri. Contohnya, ketika
membaca buku, minta anak menceritakan kembali dengan rangkaian katanya sendiri.
Sehingga informasi yang anak peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diserap lebih lama. Anak juga terlatih berpikir kreatif dan berinisiatif. Metode
Percobaan (Experimental method). Metode pengajaran yang mendorong dan memberi
kesempatan anak melakukan percobaan sendiri. Menurut Maryam, staf pengajar di
Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan, terdapat tiga tahapan yang dilakukan
anak untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar, menulis atau
menggambar lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri. Misalnya, anak belajar
tentang tanaman pisang, pendidik tak hanya menjelaskan tentang pisang tapi juga
mengajak anak ke kebun untuk mengeksplorasi tanaman pisang. Dengan belajar dari
alam, anak dapat mengamati sesuatu secara konkret. Kegiatan ini dapat dilakukan
mulai umur empat sampai 12 tahun. Metode Resitasi (Recitation Method) Berdasarkan
pengamatan sendiri, minta anak membuat resume. Maryam menambahkan, pada usia
4-12 tahun merupakan masa kritis anak yang selalu menanyakan, Mengapa begini
dan begitu?. Misalnya anak bertanya, Mengapa pohon dapat berbuah? Libatkan anak
untuk mengamati proses pembiakan lalu minta anak menyimpulkannya sendiri. Metode
Latihan Keterampilan (Drill Method) Kegiatan yang mewakili metode ini sering
Anda lakukan bersama si kecil, yaitu membuat prakarya (artwork). Sekolah
Learning Vision menggunakan metode ini untuk mendorong anak belajar menjalani
proses ketika membuat patung dari lilin atau karya tiga dimensi lainnya. Selain
melatih kemampuan motoriknya, seperti menulis, menggambar, menghias dan
menggunakan alat-alat. Anda juga dapat mengajarkan anak berhitung secara
konkret. Metode Pemecahan Masalah (Problem solving Method) Berikan soal-soal
yang tingkat kesulitannya dapat disesuaikan dengan kemampuan anak. Lalu ajak
anak mencari solusinya bersama-sama. Metode Perancangan (Project Method)
Kegiatan yang mengajak anak merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai
obyek kajian. Salah satu sekolah yang menggunakan metode ini adalah Tutor Time.
Pola pikir anak menjadi lebih berkembang dalam memecahkan suatu masalah serta
membiasakannya menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki.
Metode Bagian (Teileren Method) Metode pengajaran ini mengaitkan sebagian-sebagian
petunjuk yang mengarah pada sesuatu, seperti potongan puzzle yang digabungkan
satu persatu. Selamat Berkarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar